Pemkab Bangka Tengah Targetkan Angka Kemiskinan Turun Jadi 5,05 Persen di Tahun 2025

Kepala Bappeda Bangka Tengah, Joko Triadhi.

BANGKA TENGAH, Berliannews.id – Badan Pusat Statistik (BPS) melalui Survey Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) mencatat angka kemiskinan di Kabupaten Bangka Tengah (Bateng) pada 17 September 2024 adalah 5,94%. Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah pun menargetkan angka ini turun di tahun 2025 menjadi 5,05 %.

“Tahun 2025 ini, harapan angka kemiskinan Bangka Tengah ada di 5,05 persen, tentu ini memang tugas berat, jadi memang butuh upaya yang keras,” ujar Kepala Bappeda Bateng, Joko Triadhi, pada Selasa, (28/1/2025).

Joko menyampaikan berdasarkan data BPS 2024, penduduk miskin di Bangka Tengah sebanyak 12.040 jiwa, sementara di tahun 2023 sebanyak 10.056 jiwa.

Ia juga menilai, untuk angka kemiskinan 2025 ini memang agak berat, karena BPS akan melakukan survei perhitungan angka kemiskinan 2025 pada Februari hingga Maret 2025 mendatang.

“Artinya, dengan kondisi ekonomi Bangka Tengah sekarang dengan waktu yang tersisa, tentu agak berat, tapi mudah-mudahan ada perbaikan, dari upaya yang sudah kita lakukan beberapa waktu lalu,” tuturnya.

Dalam menekan angka kemiskinan di Bangka Tengah, setidaknya ada tiga upaya yang dilakukan Pemkab Bangka Tengah di tahun 2024 kemarin.

“Ada tiga strategi utama yang kita lakukan, pertama kita berupaya untuk meningkatkan pendapatan masyarakat yang berada di garis kemiskinan, ini kita lakukan melalui program pemberdayaan yang ada di dinas-dinas,” ungkap Joko Triadhi.

Bantuan yang disalurkan ada pada bidang perikanan dan pertanian yang diberikan kepada kelompok tani maupun perikanan.

“Kepada dinas terkait, kami arahkan di setiap kelompok harus ada anggotanya yang tergolong kurang mampu,” ujarnya.

Kemudian, pihaknya memiliki strategi untuk mengurangi beban pengeluaran masyarakat kurang mampu.

“Kita kurangi beban mereka dengan memberikan bantuan beras, alat sekolah, beasiswa, kemudian ada operasi pasar murah dengan sasaran masyarakat kurang mampu,” terangnya.

Lalu, stategi ketiga yakni lebih fokus pada kantong-kantong kemiskinan, dengan melakukan intervensi pada wilayah yang orang miskinnya tergolong banyak.

“Kita lebih intens di Kecamatan Sungaiselan, lebih banyak bantuan yang kita salurkan di sana, karena jika kemiskinan ini tidak kita bereskan, maka efeknya akan luas,” ujarnya.

Dikatakan Joko, strategi tersebut juga akan digunakan pada 2025 dengan perkuatan ketepatan sasaran.

“Sasaran penerima akan kita pastikan orang yang benar-benar membutuhkan atau masyarakat yang berada di garis kemiskinan,” ujarnya. (sin)

Facebook
WhatsApp
Scroll to Top